Rabu, 17 Juni 2015

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara." Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:
  • Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
  • Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  • Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  • Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  • Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  • Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  • Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  • Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibukota Indonesia Jakarta. Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekrit Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya. Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

151 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Abdul Wahab Hasbullah, Djamin Ginting, Muhammad Mangundiprojo, dan Sukarni pada tahun 2014. Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, dan seorang uskup.

Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.
  1. Abdul Halim
  2. Abdul Haris Nasution
  3. Abdul Kadir
  4. Abdul Malik Karim Amrullah
  5. Abdul Muis
  6. Abdul Rahman Saleh
  7. Abdul Wahab Hasbullah
  8. Andi Abdullah Bau Massepe
  9. Achmad Subarjo
  10. Adam Malik
  11. Adnan Kapau Gani
  12. Nyi Ageng Serang
  13. Agus Salim
  14. Agustinus Adisucipto
  15. Ahmad Dahlan
  16. Ahmad Rifa'i
  17. Ahmad Yani
  18. Alimin
  19. Amir Hamzah
  20. Antasari
  21. Arie Frederik Lasut
  22. Bagindo Azizchan
  23. Basuki Rahmat
  24. Teungku Chik di Tiro
  25. Cilik Riwut
  26. Cipto Mangunkusumo
  27. Cokroaminoto
  28. Ernest Douwes Dekker
  29. Dewi Sartika
  30. Cut Nyak Dhien
  31. Diponegoro
  32. Djamin Ginting
  33. Donald Izacus Panjaitan
  34. Eddy Martadinata
  35. Fakhruddin
  36. Fatmawati
  37. Ferdinand Lumbantobing
  38. Frans Kaisiepo
  39. Gatot Mangkupraja
  40. Gatot Subroto
  41. Halim Perdanakusuma
  42. Hamengkubuwono I
  43. Hamengkubuwono IX
  44. Harun Bin Said
  45. Hasan Basri
  46. Hasanuddin
  47. Hasyim Asy'ari
  48. Hazairin
  49. Herman Johannes
  50. Ida Anak Agung Gde Agung
  51. Idham Chalid
  52. Ilyas Yakoub
  53. Tuanku Imam Bonjol
  54. Radin Inten II
  55. Iskandar Muda
  56. Ismail Marzuki
  57. Iswahyudi
  58. Iwa Kusumasumantri
  59. Izaak Huru Doko
  60. Janatin
  61. Jatikusumo
  62. Andi Jemma
  63. Johannes Abraham Dimara
  64. Johannes Leimena
  65. Juanda Kartawijaya
  66. Karel Satsuit Tubun
  67. Kartini
  68. Ignatius Joseph Kasimo
  69. Katamso Darmokusumo
  70. I Gusti Ketut Jelantik
  71. I Gusti Ketut Puja
  72. Ki Hajar Dewantara
  73. Ki Sarmidi Mangunsarkoro
  74. Kiras Bangun
  75. Kusumah Atmaja
  76. La Maddukelleng
  77. Lambertus Nicodemus Palar
  78. John Lie
  79. Mahmud Badaruddin II
  80. Mangkunegara I
  81. Andi Mappanyukki
  82. Maria Walanda Maramis
  83. Martha Christina Tiahahu
  84. Marthen Indey
  85. Mas Mansur
  86. Mas Tirtodarmo Haryono
  87. Maskun Sumadireja
  88. Cut Nyak Meutia
  89. Mohammad Hatta
  90. Mohammad Husni Thamrin
  91. Mohammad Natsir
  92. Teuku Muhammad Hasan
  93. Muhammad Mangundiprojo
  94. Muhammad Yamin
  95. Mustopo
  96. Muwardi
  97. Nani Wartabone
  98. I Gusti Ngurah Rai
  99. Noer Alie
  100. Nuku Muhammad Amiruddin
  101. Teuku Nyak Arif
  102. Opu Daeng Risaju
  103. Otto Iskandardinata
  104. Pajonga Daeng Ngalie
  105. Pakubuwono VI
  106. Pakubuwono X
  107. Pattimura
  108. Pierre Tendean
  109. Pong Tiku
  110. Raja Ali Haji
  111. Raja Haji Fisabilillah
  112. Rajiman Wediodiningrat
  113. Ranggong Daeng Romo
  114. Rasuna Said
  115. Robert Wolter Monginsidi
  116. Saharjo
  117. Sam Ratulangi
  118. Samanhudi
  119. Silas Papare
  120. Sisingamangaraja XII
  121. Siswondo Parman
  122. Siti Hartinah
  123. Siti Walidah
  124. Slamet Riyadi
  125. Soetomo
  126. Sudirman
  127. Albertus Sugiyapranata
  128. Sugiyono Mangunwiyoto
  129. Suharso
  130. Sukarjo Wiryopranoto
  131. Sukarni
  132. Sukarno
  133. Sultan Agung
  134. Andi Sultan Daeng Radja
  135. Supeno
  136. Supomo
  137. Suprapto
  138. Supriyadi
  139. Suroso
  140. Suryo
  141. Suryopranoto
  142. Sutan Syahrir
  143. Sutomo
  144. Sutoyo Siswomiharjo
  145. Syafruddin Prawiranegara
  146. Syarif Kasim II
  147. Tahi Bonar Simatupang
  148. Tuanku Tambusai
  149. Tan Malaka
  150. Thaha Syaifuddin
  151. Tirtayasa
  152. Tirto Adhi Suryo
  153. Teuku Umar
  154. Untung Surapati
  155. Urip Sumoharjo
  156. Wage Rudolf Supratman
  157. Wahid Hasyim
  158. Wahidin Sudirohusodo
  159. Wilhelmus Zakaria Johannes
  160. Yos Sudarso
  161. Yusuf Tajul Khalwati
  162. Zainal Mustafa
  163. Zainul Arifin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar